URNAL PRAKTIKUM

TRANSISTOR

Nama                         : Indah Jusriyanti

NIM                            : 2410952048                                             

Tanggal Praktikum     : 28 Oktober 2025

Asisten Praktikum      : - Faren Muhamad Abdad

                        - M.Alfareldo Boyke

Kelompok                   : 19                             

1. Jurnal [Kembali]

1.    Fixed Bias

Tabel 4.1 Percobaan fixed bias

Parameter

Nilai Pengukuran

Vrb

 11,75 V

Vrc

 0,665 V

Vb

 0,602 V

Vc

11,77 V

Vbe

 0.6 V

Vce

11,78 V 

Ib

 0,00082 A

Ic

 0,00011 A

 

Gelombang Input

Gelombang Output


 




2.    Emitter Stabillized Bias

Tabel 4.2 Percobaan emitter stabillized bias

Parameter

Nilai Pengukuran

Vrb

 10,16 V

Vrc

 10,55 V

Vre

 1.508 V

Vb

 2,170 V

Vc

 12, 39 V

Ve

 1,535 V

Vbe

 0.602 V

Vce

 12, 39 V

Ib

 0.0006 A

Ic

 0.00003 A

 

Gelombang Input

Gelombang Output


 




3.    Self Bias

Tabel 4.3 Percobaan self bias

Parameter

Nilai Pengukuran

Vrc

 10,55 V

Vrb

 10,16 V

Vre

 1,508 V

Vb

 2,170 V

Vc

 12,39 V

Ve

 1,535 V

Vbe

 0,602V

Vce

 12,39 V

Ib

 0,0006 A

Ic

 0,00003 A

Gelombang Input

Gelombang Output


 





4.    Voltage Divider Bias

 

Tabel 4.4 Percobaan voltage divider bias

Parameter

Nilai Pengukuran

VR1 & VR2

 10,19 V & 2,173 V

Vrc

 10,84 V

Vre

 1,480 V

Vb

 2,1 V

Vc

1,561 V

Ve

 1,546 V

Vbe

 0,67 V

Vce

 0,0151 V

Ib

 0,000124 A

Ic

 0,00087 A

 

Gelombang Input

Gelombang Output


 



5.    Power IC dengan Regulator 

Ic

Vin

Kapasitor

Resistor

Vout

7805

 7 V

 0,1uF (Ca) 
1uF (Cb)

 220 ohm

 6.7 V

7809

 12 V

 0,1uF (Ca) 

1uF (Cb)

 220 ohm

 11,46 V

7812

 12 V

 0,1uF (Ca) 

1uF (Cb)

 220 ohm

 11,58 V

 

2. Prinsip Kerja [Kembali]

    Transistor bekerja dengan prinsip bahwa arus kecil yang masuk ke kaki basis (IB) dapat mengendalikan arus yang jauh lebih besar pada kolektor (IC). Dengan kata lain, transistor berfungsi sebagai penguat maupun saklar. Supaya transistor dapat bekerja secara stabil, diperlukan pengaturan titik kerja atau Q-point (Quiescent Point), yaitu kondisi arus dan tegangan DC saat transistor tidak menerima sinyal masukan. Cara pengaturan titik kerja ini berbeda pada tiap jenis bias.

1. Fixed Bias

    Pada metode fixed bias, titik kerja transistor ditentukan oleh sebuah resistor basis (RB) yang langsung terhubung ke sumber tegangan (VCC). Resistor ini menjaga arus basis (IB) tetap pada nilai tertentu, sehingga arus kolektor (IC) dan tegangan kolektor-emitor (VCE) pun ikut terkendali. Kekurangan rangkaian ini adalah Q-point mudah bergeser jika terjadi perubahan suhu atau variasi parameter transistor.

2. Emitter-Stabilized Bias

    Rangkaian emitter-stabilized bias menggunakan resistor emitter (RE) untuk memberikan efek umpan balik negatif (negative feedback). Ketika suhu naik dan arus kolektor (IC) bertambah, tegangan emitor (VE) juga meningkat sehingga arus basis (IB) berkurang. Hal ini membuat titik kerja lebih stabil dibandingkan fixed bias, karena Q-point tidak terlalu bergantung pada perubahan β transistor.

3. Self Bias

    Pada self bias, stabilisasi Q-point dilakukan dengan memanfaatkan tegangan jatuh pada resistor emitter (VRE = IE × RE). Rangkaian ini biasanya dilengkapi dengan resistor kolektor (RC) dan resistor basis, sehingga terbentuk sistem umpan balik otomatis yang menjaga kestabilan kerja transistor meskipun β transistor atau suhu berubah. Prinsipnya sama dengan emitter-stabilized, hanya saja penyusunan resistor lebih kompleks sehingga kestabilannya lebih baik.

4. Voltage Divider Bias

    Jenis bias yang paling sering digunakan adalah voltage divider bias. Pada rangkaian ini, dua resistor (R1 dan R2) disusun seri membentuk pembagi tegangan yang menghasilkan tegangan basis (VB) yang relatif konstan. Karena arus pada pembagi tegangan jauh lebih besar daripada arus basis (IB), maka tegangan basis hampir sepenuhnya ditentukan oleh rasio R1 dan R2, serta tegangan suplai (VCC). Dengan cara ini, Q-point transistor menjadi lebih stabil dan tidak terlalu dipengaruhi oleh variasi parameter transistor maupun suhu.

5. Power IC dengan Regulator 

    IC regulator bekerja dengan prinsip umpan balik (feedback) untuk menjaga tegangan keluaran tetap stabil meskipun terjadi perubahan pada tegangan input atau beban. Di dalam IC regulator terdapat rangkaian transistor, pembagi tegangan, referensi tegangan, dan penguat kesalahan yang saling terintegrasi. Ketika tegangan output cenderung naik, sistem feedback akan mengurangi konduksi transistor pengendali sehingga output kembali ke nilai yang diinginkan, dan sebaliknya ketika output turun maka konduksi transistor ditingkatkan. Dengan adanya kapasitor pada sisi input maupun output, ripple dan noise dapat ditekan sehingga tegangan menjadi lebih halus. Sedangkan variasi resistor berfungsi menentukan besar tegangan keluaran sesuai perbandingan resistor yang dipasang.

3. Video Percobaan [Kembali]

1Penjelasan Kondisi 4
2. Fixed Bias


3. Emitter Stabillized Bias


4. Power Ic dengan Regulator



4. Analisa[Kembali]

1. Analisa prinsip kerja dari rangkaian self bias berdasarkan nilai paramater yang didapatkan ketika percobaan 
jawab : 
Rangkaian self bias bekerja dengan memberikan umpan balik dari kolektro ke basis. Jika arus kolektor naik, tegangan kolektor turun sehingga menurunkan tegangan basis, dan arus basis berkurang. Mekanisme ini menstabilkan titik kerja transistor
Dari hasil pengukuran VCE = VC = 12,39 V, ini merupakan hal yang tidak wajar, karena VCE=VC-VE, sehingga tidak memungkinkan kalau VC=VCE. Lalu, untuk IC=0,00003 A juga tidak wajar kecil, kemungkinan kesalahan pengukuran atau modul yang rusak. Kesimpulannya, prinsip kerja self bias terbukti stabil, tetapi kerja pada percobaan ini belum ideal untuk penguatan linear.

2. Analisa prinsip kerja dari rangkaian voltage divider bias berdasarkan nilai parameter yang didapatkan ketika percobaan.
jawab :
Rangkaian voltage divider bekerja membentuk tegangan basis yang stabil melalui pembagi tegangan (R1 dan R2), kemudia tegangan ini menentukan arus basis (IB), yang selanjutnya mengontrol arus kolektor (IC) dan tegangan kolektor-emitor (VCE).
Dari hasil percobaan, diperoleh VB=2,1 V dan VE=1,546 V dengan VBE =0,67 V yang sesuai dengan karakteristik BJT silikon. Namun, pada IC terjadi perbedaan nilai antara percobaan dan perhitungan, hal ini terjadi mungkin karena kesalahan pengukuran

3. Analisa pengaruh variasi kapasitor dan resistor terhadap output pada rangkaian power supply dengan IC regulator
jawab :
IC regulator seri 78xx dirancang untuk menghasilkan tegangan keluaran tetap sesuai tipenya ketika Vin lebih besar dari dua digit terakhir kode IC regulator. Contohnya ketika IC regulator seri 7805 diberi input 7 V maka tegangan keluarannya adalah 5 V
Pada rangkaian, kapasitor input (0,1uF) digunakan untuk meredam gangguan frekuensi tinggi, sedangkan kapasitor output (1uF) menjaga kestabilan tegangan dengan mengurangi ripple. Resistor 220 ohm berfungsi sebagai beban untuk menguji kestabilan regulator saat mengalirkan arus. Secara teori, kapasitor yang dipasang seharusnya membuat output lebih halus dan stabil, serta resistor beban mejaga agar regulator tetap dalam kondisi kerja. Namun, pada pengukuran terjadi perbedaan teori, yang dimana:
IC 7805 -> Vin = 7 V -> Vout = 6,7 V (tidak cocok seharusnya 5 V)
IC 7809 -> Vin = 12 V -> Vout = 11,46 V (tidak cocok seharusnya 9 V)

5. Download File[Kembali]

Donwload File Laporan Akhir [klik]

Download Datasheet Voltmeter  [Klik Disini]

Download Datasheet Resistor [Klik Disini]

Download Datasheet Transistor [Klik Disini]

Download Datasheet Osiloskop [Klik Disini]


Komentar

Postingan populer dari blog ini